Catatan Perempuan Migran
Arista Devi
Pada senja bulan mei yang berwarna jingga
Aku tuliskan catatan diatas langit segala hati
Hatiku, hatimu, hati segenap anak negeriku
Agar buncah sejarah menyalinnya sebagai prasasti
Aku terlahir dari rahim ibu pertiwi
Terusir pergi oleh carut marut ekonomi
Mengais tangis mengunyah resah
Meraup secuil cita yang berdarah-darah
Dari balik dinding penjara tanpa jendela
Aku membaca dan terhenyak akan fakta
Negeriku telah berubah menjadi negeri drakula
Dipimpin zambie penghisap darah rakyatnya
Penguasa membangun istana tikus untuk persembunyian
Sibuk berstudi banding, membandingkan kebodohan
Ke Spanyol, China, India, Somalia, Australia
Berkeliling mencari topeng penambal muka
Pergiku dipaksa keadaan sebagai bahan perasan
Terpenjara berbulan-bulan, bekerja bakti ribuan hari
Caci maki dan air mata menuku setiap hari
Kutelan mentah demi puing cita-citaku
Kini ketika aku ingin kembali
Membawa sekeping hati sisa kemarau panjang
Aku masih harus ketakutan dan bimbang
Bingung akan segala macam peraturan
Peraturan-peraturan tanpa aturan.
Catatan-catatan penuh cacatan
Cacat oleh lumuran tinta berwarna merah
Merah darah perempuan migran
To Kwa Wan, 1/5/2011
0:36
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Featured Post
Kisah Galau di Hati Minggu
Novel yang menurut saya termasuk kategori young adult ini ( baca: tidak direkomendasikan untuk pembaca di bawah umur tanpa pendampingan o...


-
Mencari Informasi dari pihak yang terpercaya itu penting! Sejak diberlakukan sampai hari ini, kontrak mandiri masih menjadi sesuatu yang ...
-
Narsis bareng sebelum meninggalkan HKOW (doc.pri) Hari Senin masih pagi, tapi matahari musim dingin yang lumayan menyengat membu...
-
Dalam sejarah, baik di China pun wilayah lain di dunia, wanita jarang sekali berpartisipasi dalam pemerintahan apalagi sampai menduduki ta...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar