COOLSESAK PURPLE
Aku
dingin yang membenci dingin. Meski terbiasa beku dan bertahan dalam kebekuan
ketika terpanggang panas api sekalipun, aku tetap membenci dingin. Dingin angin,
dingin musim sampai dengan dinginnya sikap (tentunya hanya sikap dari orang
yang kupedulikan).
Semalaman
aku menggigil kedinginan dan sampai kutuliskan coretan pagi ini, aku masih
kedinginan. Dingin karena demam, dingin karena angin musim dingin ditambah
dingin sikap seseorang padaku. Ah, lengkapnya dingin yang merasuk dan
menyesakkan dadaku. Coolsesak full.
Aku benci
dengan nyeri yang terasa, aku benci dengan nelangsa. Aku benci dengan sesak
yang membuat nafasku tersengal satu dua. Aku benci dengan benci! Aku ingin
berdamai dengan dingin. Ya, mungkin aku harus sadar jika dingin itu milikku. Dingin
itu aku. Lalu kenapa mesti membenci diri sendiri? Bosan.
Aku ingin
menyatu dengan dingin ini. Membeku di dalamnya. Kalau perlu membatu sekalian.
Agar tak ada lagi gigil ngilu, nyeri pilu dan nelangsa yang mengharu biru. Biar
dingin menjadi dingin … dingin… semakin dingin … bertambah dingin … hingga
sampai pada titik satu pada warna ungu kesendirianku.
RUH,27.11.2011 (10:00Am)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar