“Who am I ?”
“ANEH!
Manusia aneh!
Semakin dekat denganmu, aku semakin tak mengerti
tentangmu. Abstrak…”
(gila
bener emang aku bayangan? Abstrak.)
“PERI UNGU! Tak ada kabarmu…
baik-baikkah kau di sana? Tolong kabari aku tentangmu. Aku merindumu dan
megkhawatirkanmu… selalu.”
(hohoho asli kepalaku membesar,
untung saja tertutup jilbab.)
“Jangan bertanya
padaku tentang dia! Dia adalah dia dengan segala keanehannya. Sama sepertimu,
aku bingung. Mungkin dia emang hanya bisa mengerti orang lain tanpa bisa
dimengerti.”
(halah! Aku jadi ikutan bingung)
“Jangan kau kejar dia! Karena dia akan berlari.
Bila dia menjauh jangan dekati, karena hanya akan membuat keadaan semakin keruh.
Tapi jika kau membiarkannya menjauh dan kau menjauhinya, kalian tak akan pernah
menyatu lagi. Karena dia akan menghilang.”
(Asli tambah mumet
akunya.)
“Diamnya Ungu penuh misteri.”
(ah, bagus tuh bisa jadi
cerpen horor)
“Tidakkah kau tahu kami merindumu? Unguku
menghilang dalam kebiruannya.”
(Sesakti itukah aku? Punya
ajian ngilang nggak bia balik hihi)
“UNGU! Kamu itu pribadi tangguh. Tapi ada yang
buatku sering bingung untuk memahamimu, kamu itu konsisten inkonsisten.”
(Apa lagi ini?)
“Peri Ungu, kamu itu orangnya tulus bangets. Aku
bisa merasakan ketulusan hatimu. Senang mengenalmu. Oh ya kamu gokil banget,
lucu! Aku merasa terhibur olehmu.”
(Walah, aku dianggap
pelawak.)
Beberapa kalimat yang kutulis di atas, hanya
kutipan beberapa dari banyak kalimat yang tertulis untukku dari orang-orang
yang mengenalku. Banggakah aku membacanya? Tentu saja tidak. Aku justru merasa
semakin asing dengan diriku sendiri. Ingin kubertanya: Siapa aku? aku? aku? Who
am I? (maunya mengubah lagu ‘siapa kau?’)
Pertanyaan siapa aku tentunya bukan pertanyaan lucu
atau kuis yang menarik dengan hadiah menggiurkan jika jawabannya benar. Justru
sebuah pertanyaan yang miris dan terkesan menyedihkan. Hihihi nggak segitunya
juga sih.
“Ok. Lets me talking about my self to you friend.“
“What for?”
“I hope no missunderstanding between us, you and
me.”
(Jiah mendadak keminggris
nih akunya.)
Aku memang aneh. Jangankan kamu, aku sendiri sering
merasakan keanehan pada diriku sendiri. Jadi ingat julukan teman-temanku
sewaktu sekolah, “The Alient Girl.” Dahulu aku cuma tertawa tanpa membalas
ejekan teman-temanku yang bagiku lucu. Orang lain menganggapku aneh, tapi aku
sendiri menganggap anggapan tersebut lucu. Apa nggak lebih aneh? Seaneh apa sih
aku?
“Ok. One by one..”
Aku seperti samudera, nampak tenang di permukaan
tapi menyimpan selaksa misteri di dalamnya. Kadang aku bergelombang, tapi lebih
sering tanpa reaksi. Pribadi yang aneh. Mysterious?
Kesan awal orang berkenalan denganku, mereka takut,
karena aku nampak ‘dingin’ (padahal aslinya memang chueks pull). Tapi begitu
mengenalku seratus persen kesan berubah, mereka akan bilang aku hangat.
Bersahabat dan menyenangkan. Uhuk uhuk. Frendly?
Aku berada pada titik balik antara panas dan
dingin. Bisa seketika terbakar dan membakar apa saja, tapi bisa juga tiba-tiba
bisu membeku. Jiah!
Aku aslinya memang penyayang dan lembut hati.
Jangankan kepada sesama manusia, kepada semut pun aku tak ingin menyakiti. Halah!
Its me.
Tapi selain banyak hal di atas, ada satu
keterbatasanku yang teramat sangat menggangguku. Minder! Ya, aku orang yang
minderan. Uh.
Minder menjadi salah sau tembok penghalang menuju
kesuksesanku. Aku harus menjebolnya! Bantu aku… *wajah melas, penuh peluh,
nafas ngos-ngosan >_<
Kenapa minta bantuan? Ya, kata dari buku yang
kubaca, monder bisa hilang dengan hipnoterapi atau dengan menceritakannya serta
meminta bantuan orang lain. Begitulah.
Minder, gugup, takut atau tidak percaya diri adalah
perasaan alami manusia yang diberikan Tuhan agar tidak terlalu percaya diri dan
akhirnya menjadi sombong. Selain orang gila dan orang mabok, setiap orang waras
memiliki rasa minder hanya saja konteks dan kadarnya berbeda-beda. Walah berrati
aku waras, tapi berbedanya itu loh! Hiks.
Sebenarnya minderku berasal dari berbagai sebab,
terutama trauma masa kecilku. Tapi abaikan saja. Akibat dari minderku ini yang
berbahaya banget bukan hanya buatku tapi juga buat orang-orang terdekatku. Di
antaranya, aku jadi merasa diri rendah, bodoh, tidak mampu, tidak pantas untuk
disayangi dan menyayangi. Jadi lebih suka menyendiri dan merasa sendiri. Nah,
loh?! Dan ini membuatku, so weaks!
Januari 2012
Arista Devi
BalasHapusPecinta warna ungu. Dengan kesederhanaannya berusaha melukiskan jejak lewat pena, agar menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi sesama.
*copas dari 'about me nya mamak Arista :D *