Cerita Tentang Hujan
Oleh: Revolovers Poem Village
jemari hujan menjentik setiap jengkal hari
basahnya menjilati keringnya waktu
dinginnya menghuni gersangnya atmosfera
mengalir menuju relung jiwa
berkecipak meriak lalu berkelindan menyimpan sunyi rintik
berenang tergenang suara redup riuh tak berpeluh
bila aku hujan di kedalaman hati seseorang
apakah mampu kubasahi jiwanya?
bagai embun pagi meresapi dedaunan sendu merasuki celahnya
menembus sekat aorta jiwa itu, mengalir dan beranak-pinak
berisik berbisik, jiwa gemericik dalam gaduh keluh, ada nyala suluh
lalu kubenamkan airmata di pucuk hujan yang belum jatuh,
biar rintiknya lebih terang di suka duka hidup dan mati,
mengalir kemana Tuhan hendak, masih aku ikhlas …
lelah menahan langkah kaki hias diri meraih gemercik
susah payah agar tak menyerah sempoyong sekonyong dalam hujan di balik tirai dingin,
akankah sesuatu ada untuk?
berlayar penuh mencari teduh
badai gerimis merajut cerita tak ada banding
menahan waktu sejenak hendak berpisah
berdiri di bawah naungan mendung hitam sesekali menatap gelap tubuh pun gemetar gigil ...
dingin ... begitu mencekam
oh Tuhan, jamah aku dalam dekapan
entah mengapa hujan pun tak segera sembunyikan rintiknya
sedang hatiku kini menyemai gelisah bersebab rindu yang kian membuncah
hujan, terkadang memang panjang
bahkan teramat panjang
tapi hujan tidak selamanya
awan kembali cerah setelah hujan
hiruk pikuk kehidupan mewarna lagi
sewarna warni pelangi setelah hujan pergi
Estafet Poetry
Poem Village, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar